25 Desember 2008

Surat Cinta untuk Mantan Kekasih

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dik, bagaimana kabarmu di sana? Ah, aku memang tak punya kata-kata lain untuk membuka surat ini selain menanyakan kabarmu. Semoga kamu baik-baik saja ya. Terus dalam lindungan Yang Mahakuasa, tetap diberikan limpahan rahmat dan barakahNya.



Dik, tidak terasa sudah satu tahun kita berpisah dan tak lagi bersama. Entah bagaimana aku menyebutmu sekarang. Dulu aku selalu memanggilmu kekasih, sekarang aku terpaksa menyebutmu mantan kekasih. Ah, aku tak punya perbendaharaan kata lagi, kecuali menyebut dirimu dengan mantan kekasih. Entah kau akan kecewa atau sakit hati dengan sebutan ini. Biarlah, karena memang begitu keadaannya.



Memang sulit untuk menerima diri disebut sebagai mantan. Orang-orang, apalagi yang punya jabatan, selalu lupa bahwa waktu kadang membatasi kemampuan mereka. Yang dulu duduk di singgasana, sekarang justru menjadi pesakitan. Yang dulu jadi bos, sekarang terlunta-lunta tak punya pekerjaan. Yang dulu pernah jadi ketua, kini tak betah hanya jadi penasihat. Atau yang dulu pernah jadi orang tenar, sekarang tak ada lagi mata yang meliriknya. Sedih ya, Dik.



Tapi, mungkin tidak begitu dengan suami istri yang sontoloyo. Sekarang orang-orang sudah lebih suka mengikuti gaya barat. Orang-orang suka berkawin cerai seenaknya hanya karena uruisan tetek bengek. Tak ada lagi rasa aib jika pernikahan yang dulu dirajut dengan kesucian justru terenggut oleh nafsu dunia yang fana. Tentang urusan harta, tahta, atau wanita lain yang lebih istimewa. Padahal, bukankah cerai itu hal yang dibolehkan tapi dibenci Tuhan?



Mending kalau perceraian itu dilakukan baik-baik demi kebaikan semua pihak. Orang-orang sekarang memang sudah jungkir balik. Lebih suka mempertontonkan aib sendiri di hadapan mata banyak orang. Si istri menuding suami berbuat tak layak. Suami yang tak rela disebut begitu, balas menghujam sang istri dengan kata-kata yang menyakitkan hati. Semua orang menontonnya di televisi. Memangnya apa yang mereka cari dari pernikahan? Bukankah restu Tuhan?



Aku ingat satu hal jika menyebut kata “mantan”, Dik. Dari kecil, bukankah kita tak diperkenankan menyebut guru kita sebagai mantan guru, sekalipun kita telah menjadi orang besar dan lebih besar darinya? Aku ingat itu, Dik, saat Pak Marjono menguraikan kisahnya di kelas waktu kita hendak lulus SMA. Apa iya yang demikian itu masih ada ya, Dik? Sekarang murid-murid sudah seperti koboi barat. Tingkah lakunya tak lagi sesopan murid zaman dulu. Aku ingat, dulu tak ada yang berani melawan titah guru. Sekarang, walaupun sang guru sudah melunak selunak-lunaknya, murid masih saja kurang ajar. Dikiranya guru hanyalah pemberi materi. Padahal, guru adalah penyalur ilmu. Barangsiapa tak menghormati ilmu dan yang mengajarkan ilmu, mungkinkah ia akan mendapat manfaat dari ilmu itu?



Sedangkan murid bisa kapan saja berganti rupa menjadi mantan murid. Akhir-akhir ini, orang-orang justru amat ingin lekas menjadi mantan murid. Mereka ingin lulus secepatnya, mengantongi ijazah, dan pergi ke manapun mereka suka. Entah dengan mencontek atau berkoalisi dengan sang guru, mereka tempuh segala cara. Meski ada yang jujur, tapi hitungannya tak seberapa. Hampir semua mengambil jalan yang keliru.



Mereka terlalu takut pada kata “UN”. Bagi mereka, UN adalah momok. Buat sekolah, siswa yang tak lulus UN menjadi aib bagi prestise sekolah. Sedangkan bagi siswa, tak lulus UN bisa jadi akhir riwayat hidup mereka. Atau mereka akan sibuk menanggung malu, setidaknya untuk satu tahun ke depan.



Terlepas dari kontroversi UN, aku lebih suka mengamati kemunduran bangsa ini. Bangsa kita sudah kehilangan orientasinya. Ingin menjadi maju, tapi tak prnah berupaya sepenuh hati untuk mengambil langkah maju. Kita lebih suka bergaya dengan gaya barat, meniru habis-habisan tradisi dan budaya barat yang belum tentu sehati dengan keadaan bangsa ini. Orang-orang sibuk menyebut dirinya sebagai penyelamat bangsa dan bhineka tunggal ika, namun suka berseronok dengan budaya barat yang kadangkala lebih tepat disebut “tak berbudaya”.



Ah, Dik. Aku jadi ngelantur begini. Bukan maksudku untuk menyakiti hatimu dengan menulis surat ini. Aku hanya ingin menyatakan bahwa sampai kapanpun, aku akan mencintaimu sebagai mantan kekasih. Ya, mantan kekasih.



Kalau begini, aku selalu ingat betapa dulu aku mati-matian mendekatimu. Aku tahu cinta itu kadang membuat pikiran tak sadar dan mabuk kepayang. Aku selalu stress waktu mengingat Paijan, teman sekelas kita, yang cintanya ditolak Sriti. Dia berlari berkeliling lapangan hanya dengan pakaian dalamnya, berputar-putar tidak karuan, lalu menangis tak henti-henti. Aku heran, juga takut. Benarkah cinta sebegitu hebatnya sampai-sampai membuat seorang lelaki yang gagal melepaskan peluru dengan benar saat menembak justru terluka oleh pelurunya sendiri. Tapi, aku lalu lega. Karena Paijan segera sembuh dari “sakit”-nya. Dia kembali seperti sediakala dalam dua hari. Dia masih bisa tertawa. Dan dia masih hidup. Sampai sekarang. Aku lega. Aku pun menembakmu, sedangkan kau tak pernah menyediakan tameng atau rompi anti peluru. Kau mati di pelukanku…



Lalu hanya karena cekcok, kita merasa tak cocok. Kita bubar. Dan aku menyebutmu mantan pacar. Beginilah hidup, kata Mak. Manis dan pahit kadang tak punya beda. Aku hanya heran pada diriku sendiri. Mengapa aku menempuh jalan ini, Dik? Bukankah kata Bapak, jodoh itu sudah ada di tangan Tuhan? Bukankah Dia selalu tahu apa yang terbaik buat kita? Lalu mengapa kita sibuk mengkhawatirkan diri, takut tidak mendapat seseorang pun untuk menemani hidup nanti?



Ah, bukankah kau pernah bertanya padaku tentang itu, Dik? Tentang jodoh dan kematian. Tentang rizki dan pekerjaan. Aku pernah menjawabnya dan kau mengangguk-anggukkan kepala. Kau ingat? Lalu kita berpisah, untuk menyucikan diri kita masing-masing. Aku di sini, sekarang, dan kau entah di mana. Yang pasti, kau bilang bahwa kau ingin berhias diri sebelum pangeranmu yang sesungguhnya datang. Entah aku, entah yang lain. Siapa yang tahu? Kita hanya menjalaninya saja, berusaha agar tak terperosok dalam dosa dan nista. Berusaha mencari jalan positif untuk menggapai tujuan. Tuhan sudah menyiapkannya masing-masing untuk kita, bukan? Bukankah begitu?



Dik, mungkin sekian dulu surat Mas-mu ini. Ups, aku masih sering terbawa… Terserah kamu saja mau memanggilku apa. Mas atau apa. Aku tak pernah memaksa. Sesukamu saja.



Maafkan aku bila ada rasa yang tertawan hingga saat ini. Maafkan aku juga, aku tak pernah punya pulsa untuk sekadar menanyakan bagaimana kabarmu sekarang. Karena, terus terang, aku tak tahu nomor teleponmu yang sekarang. Aku juga tak tahu, siapa namamu sekarang. Jadi, aku bingung, pada siapa aku harus bertanya. Memencet nomor polisi untuk bertanya? Percuma saja. Bahkan, aku tak ingat siapa namamu, bagaimana ciri wajahmu. Aku juga tak lagi ingat, kau mantan kekasihku yang keberapa…



Ah, Dik… Aku meracaumu malam ini. Kututup saja surat ini. Mudah-mudahan sampai padamu. Siapapun kau, di manapun kau. Jaga dirimu baik-baik.



Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Mas-mu,

djokokororet



NB: Dik, bumi berguncang lagi. Mungkin akan segera kiamat. Kutanya kau, sudahkah kita bertaubat. Segerakan saja… sebelum terlambat

Selengkapnya......

20 Desember 2008

Percaya Diri atau Sombong

Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan orang yang sangat percaya diri serta orang-orang sombong. Orang yang percaya diri biasanya mudah bergaul dengan orang lain. Sedangkan orang sombong biasanya malas didekati oleh siapapun. Pasalnya banyak orang yang bingung sebenarnya posisinya ada dimana. Sombongkah atau percaya dirikah Anda?
Berikut perbedaan antara orang sombong dan orang percaya diri:

1. Orang sombong menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Sedangkan orang percaya diri percaya bahwa dirinya memiliki keunikan dan talenta sebagaimana yang dianugerahkan berbeda kepada setiap orang.

2. Orang sombong seolah selalu tahu apa yang paling baik untuk orang lain. Sedangkan orang yang percaya diri selalu terbuka tentang pendapatnya terhadap orang lain.

3. Orang sombong biasanya tajam terhadap orang yang ia lihat sebagai saingan. Orang percaya diri sudah lahir dengan kemampuan untuk bersaing.

4. Orang sombong sulit dan bahkan tidak pernah mengakui kesalahan mereka. Orang percaya diri tidak takut untuk mengaku bahwa ia melakukan kesalahan.

5. Orang sombong biasanya suka jika orang lain melakukan kesalahan Sedang mereka yang percaya diri suka membantu orang menghadapi kesalahan yang mereka buat.

6. Orang sombong biasanya sangat peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya. Sedangkan orang percaya diri tidak terlalu peduli dengan pendapat orang lain terhadap dirinya.

7. Orang sombong biasanya suka membanggakan dirinya, sedangkan mereka yang percaya diri cenderung diam.

Lalu bagaimana cara menjadi percaya diri tanpa berubah menjadi sombong?

Peduli akan penampilan
Perbaiki penampilan Anda tanpa maksud bahwa orang lain akan kemudian memuji Anda karena itu. Lakukan itu karena Anda tahu bahwa Anda harus mengeluarkan sisi terbaik dari diri Anda.

Berikan senyuman tulus
Berusahalah untuk senyum kepada semua orang sebagai ungkapan hati Anda yang paling dalam, bukan senyum karena orang bisa terpesona terhadap senyuman Anda. Senyuman tulus adalah lambang percaya diri dan kode kepada orang lain bahwa Anda adalah orang baik yang bisa menjadi teman yang baik pula.

Perhatikan orang lain
Mulai sekarang, berikan waktu Anda untuk menanyakan kepada teman atau orang sekitar Anda apa kabar mereka dan libatkan diri pada mereka, serta lakukan itu dengan tulus pula. Tunjukkan bahwa Anda melihat mereka sebagai orang-orang yang Anda hargai, siapapun dan apapun posisi mereka.

Jangan ketinggalan jaman
Untuk jadi orang yang percaya diri, Anda perlu terus menginformasikan kepada diri Anda tentang apa yang terjadi di sekitar Anda. Caranya, ikuti berita di koran dan televisi. Ini membantu Anda percaya diri jika terlibat percakapan dengan siapa saja. Asal jangan jadi sok tahu!

Luaskan pergaulan
Jangan puas berada di lingkungan kecil milik Anda sekarang. Sebisa mungkin luaskan pergaulan. Jangan pilih-pilih teman dari segala kalangan. Melihat dunia dari segala perspektif bisa membantu Anda untuk menjadi percaya diri tanpa menjadi sombong. Karena Anda tahu bahwa di atas langit masih ada langit dan Andapun tahu bahwa di dunia ini masih banyak orang yang hidup dalam kesulitan.

Mensyukuri keberadaan Anda
Ini adalah kunci penting untuk menjadi orang yang percaya diri. Banyak orang yang tidak percaya diri karena melihat kelemahan dirinya. Dan banyak orang yang menjadi sombong karena merasa apa yang mereka punya lebih dari orang lain. Padahal inti bersyukur ialah menyadari bahwa semua itu berasal dari Tuhan semata. Tuhanpun bisa mengambilnya kapan saja Ia mau. Karena itu tidak ada yang perlu disombongkan tapi tidak ada pula yang tidak disyukuri.Dengan keunikan Anda, Anda bisa menjadi diri sendiri dan bisa berusaha memberi yang terbaik.

Ubah pola pikir Anda
Dengan semua pengetahuan itu, mulai ubah cara pAndang Anda terhadap dunia. Jika pola pikir Anda sudah terbentuk, itu akan tercermin kepada gerak-gerik Anda, kata-kata Anda, dan perilaku Anda.

Sumber : halamansatu.com

Selengkapnya......

Pentingnya Rasa Percaya Diri

Ada satu kisah yang menceritakan tentang seorang gadis buta. Suatu hari ia bertemu seorang pesulap yang kemudian mengajaknya bermain sulap. Ajaib sekali bahwa sang gadis bisa menebak seluruh kartu yang diberikan sang pesulap. Kok bisa?

Ternyata rahasianya ada pada kecerdikan sang pesulap. Dengan menggunakan beberapa tipuan, ia berhasil mengeluarkan potensi sang gadis untuk bermain sulap bersamanya. Tanpa ragu sang pesulap mengajak sang gadis bermain di hadapan keluarganya, di hadapan orang banyak. Kepercayaan diri sang pesulap yang begitu tinggi menular pada sang gadis buta. Sejak saat itu sang gadis merasa telah menjadi seorang bintang di rumahnya. Ini terjadi hanya karena ada orang yang memberinya kesempatan untuk bersinar sejenak dan merasa istimewa di depan keluarganya. Ia yang selama ini merasa menjadi beban dalam keluarganya kini merasa sejajar dengan mereka karena peristiwa itu.

Cerita tersebut menggambarkan bagaimana pentingnya rasa percaya diri (PD). Tapi, sebenarnya kita perlu tahu dulu kenapa ada orang, ada teman kita yang sepertinya sangat tidak percaya kepada dirinya sendiri? Coba analisis juga, kira-kira hal apa sih yang membuat kita jadi enggak minder? Apa sih yang menghambat diri untuk maju dan mengeluarkan seluruh potensi diri kita? Kenapa harus ada rasa ragu tiap kali ada keinginan untuk melakukan sesuatu?

Pengaruh lingkungan

Ternyata sikap tidak percaya diri ini muncul akibat kebiasaan-kebiasaan kita mengembangkan sikap dan pendapat negatif tentang diri kita. Mungkin juga sikap tidak percaya diri ini muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungan kita. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat kita takut untuk mencoba. Takut untuk berbuat salah. Semua harus seperti yang sudah ditentukan.

Karena ada rasa takut dimarahi ini, kita jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas... takut! Kadang malah mau jalan di hadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau say no to others, mau ikutan kursus, bergaul... takut! Wah... kalau serba takut, serba ragu, serba malas begini, apa jadinya kita nanti?

Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alva Edison melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia kan tidak langsung berhasil ketika pertama kali mencoba, ya enggak?

So, what’s the point? Mungkin perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kesalahan bukan akhir hidup kita. Kesalahan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kita meyakini hal ini, pastinya percaya diri kita juga enggak gampang terpengaruh oleh pandangan atau sikap negatif dari lingkungan kita.

Sebenarnya ada banyak cara untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita. Apa saja? Yang paling penting adalah banyak berhubungan sama orang-orang yang kita nilai punya percaya diri yang oke banget. Percaya diri ini bisa menular, lho! Kok bisa begitu? Ya, ternyata banyak-banyak bergaul dengan orang-orang yang pede bisa kita jadikan contoh buat kehidupan kita sehari-hari. Coba saja, kalau sehari-hari kita gaul sama mereka yang percaya dirinya tinggi, kita jadi tahu bagaimana ia bicara, bagaimana ia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang membuat ia tampak begitu meyakinkan. Kalau kita enggak gaul sama mereka, bagaimana kita tahu aturannya? Bagaimana kita bisa dapat contoh untuk bersikap? Jadi kerasa banget kan kalau sebenarnya kita perlu banget bergaul dengan orang-orang yang PD kalau kita merasa perlu meningkatkan rasa percaya diri kita.

Sayangnya, banyak banget di antara kita yang enggak bisa bangkit, atau merasa sudah cukup puas dengan dirinya saat ini. Padahal, rasanya dia punya potensi yang jauh lebih besar andai saja ia berani berubah. Alasannya enggak beda jauh sama yang sebelumnya: ada faktor lingkungan yang berperan cukup besar di sana. Coba deh kita perhatikan, biasanya sikap ini muncul karena ia berada dalam satu lingkungan yang sepertinya enggak merasa PD.

Meski begitu, cara yang paling utama untuk bisa meningkatkan kepercayaan diri kita adalah kemauan untuk mengubah diri kita yang muncul tanpa ada paksaan. Fight to our live! Hanya kita yang bisa mengubah diri kita. Kalau kita mau meningkatkan percaya diri, coba bangkit dan keluarkan semua potensi diri kita. Yang penting, mau! Berikutnya cari lingkungan yang kondusif. Sama persis seperti cerita di atas bahwa yang kemudian bisa membantu kita meningkatkan rasa percaya diri adalah bantuan orang lain. Coba bayangkan, seandainya sang gadis enggak ketemu tukang sulap, mungkin dia akan selamanya merasa bahwa dirinya adalah beban buat keluarganya. Padahal, keluarganya kan enggak merasa begitu. Karena ada bantuan orang lain, ia jadi tahu bahwa ia juga punya kemampuan berharga buat keluarganya. Jadi, kalau kita memang ingin mendapatkan sesuatu, kenapa harus ditunda? Mulai aja dari sekarang.

RULLYA ARDHYANING TYAS PKBI Pusat (Sumber: Disadur dari ’Chicken Soup for The Soul’ by Michael Jeffreys)

Sumberi : http://www.kompas.com

Selengkapnya......

Kiat Sukses Membangun Kepercayaan Diri

Banyak ahli menilai, percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri.

Dalam dimensi yang sangat luas, sukses adalah milik semua orang. Tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara mendapatkan atau meraih kesuksesan. Kebanyakan orang menilai bahwa kesuksesan adalah milik orang-orang yang ber-IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan memilih spesialisasi yang paling terkenal.

Penilaian ini memang tidak sepenuhnya salah, tetapi kita juga harus melihat fenomena yang lebih luas, bahwa tidak sedikit orang-orang sukses yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Dengan kata lain, IQ tinggi, lulusan sekolah terbaik dan spesialisasi yang terkenal hanyalah bagian dari penunjang kesuksesan.

Di luar kemampuan itu, ada faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam memprediksi kesuksesan seseorang; itulah yang kita sebut, antusiasme, hasrat, ketekunan, kerja keras, serta kebulatan tekad seumur hidup yang dimilikinya.

Sebagian pakar menilai bahwa untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih.


Di sisi lain, meraih kesuksesan jelas bukanlah perkara gampang. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Ada kalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.


Pada saat semacam inilah, rasa percaya diri sangat penting ditumbuhkan. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Karenanya, tidak sedikit pula yang memberikan pandangannya mengenai teknik-teknik membangkitkan rasa percaya diri. Berikut ini adalah beberapa kiat guna membangun percaya diri.


Pertama, berani menerima tanggung jawab. Gerald Kushel, Ed.D., direktur The Institute of Effective Thinking, pernah mengadakan penelitian terhadap sejumlah manajer. Dari penelitian tersebut, Kushel menyimpulkan bahwa ia menemukan sifat terpenting yang dimiliki oleh hampir semua manajer yang memiliki kinerja tinggi.


Dan sifat tersebut adalah rasa tanggung jawab yang mendorong mereka untuk tampil "sempurna" tanpa peduli pada hambatan apapun yang menghadangnya. Sebaliknya, manajer yang berkinerja buruk dan gagal mencapai kapasitas maksimumnya cenderung melimpahkan kesalahannya pada siapa saja.


Kedua, kembangkan nilai positif. Jalan menuju kepercayaan diri akan semakin cepat manakala kita mengembangkan nilai-nilai positif pada diri sendiri. Menurut psikolog Robert Anthony, PhD., salah satu cara untuk mengembangkan nilai-nilai positif adalah dengan menghilangkan ungkapan-ungkapan yang mematikan dan menggantinya dengan ungkapan-ungkapan kreatif. Dia menganjurkan membuat peralihan bahasa yang sederhana tapi efektif dari pernyataan negatif ke pernyataan positif. Misalnya, mengganti kata, "Saya tidak bisa," menjadi, "Saya bisa!"


Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada orang-orang terdekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.


Keempat, berani mengambil risiko. Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal. Cobalah menerima tantangan, kendati terasa menakutkan atau menciutkan hati. Cari dukungan sebanyak mungkin.

Dengan melakukan hal ini, kita akan mendapat banyak peluang yang tak ternilai harganya. Namun jangan lupa, ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan.

Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?

Kelima, tolaklah saran negatif. Bisa jadi, tidak semua orang di sekitar kita memberikan dorongan, dukungan, dan bersikap positif pada kita. Sebagian dari orang yang ada di sekitar kita mungkin berpikiran negatif. Hal inilah yang tak jarang malah melunturkan rasa percaya diri kita dengan mempertanyakan kemampuan, pengalaman, dan aspirasi-aspirasi kita.

Dengan demikian, mungkin ada baiknya jika kita sedikit mengambil jarak dengan sebijak mungkin bila ada pihak-pihak yang mencoba melunturkan kepercayaan diri kita. Keenam, ikuti saran positif. Rasa percaya diri merupakan sifat "menular". Artinya, jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang positif, bersemangat, optimis, dsb, maka kita memiliki kecenderungan untuk meniru sifat tersebut.


Karena itu, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita.

Ketujuh, jadikan keresahan sebagai kawan. Banyak peristiwa atau saat-saat dalam kehidupan yang dapat membuat kita mengalami rasa cemas atau gelisah. Akibatnya, kita mengalami krisis percaya diri. Saat itulah kita harus mulai mengingatkan diri sendiri bahwa rasa cemas dan gelisah merupakan kawan. Tingkatkan energi, tajamkan kecerdasan, tinggikan kewaspadaan, dan kembangkan pancaindera. Daripada menyia-nyiakan energi untuk kecemasan yang sia-sia, lebih baik menghadapi tantangan itu secara tegas dan efektif.


Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.


Kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Mahacermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Quran surat at-Tiin ayat 4, "La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim" (Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya). Wallahu a`lam.n deny riana/mqp


Sumber : http://www.republika.co.id/

Selengkapnya......

15 September 2008

Setahun

kita telah membingkai dunia kita
selama setahun
menghiasnya dengan tangis yang membasahi kemarau
lalu mempercantik dengan canda yang berpadu rintik hujan
Setahun sudah dunia itu jaga
menyinarinya dengan cinta yang menghangatkan
membasahinya dengan airmata kerinduan yang menyejukkan

Cinta adalah pembebasan
dari sekat-sekat ego yang menyesatkan
Cinta adalah kebebasan
untuk merangkai dunia yang kita inginkan
sudah setahun cerita-cerita itu bertaut berpadu
membentuk jalan hidup yang tak pernah kita tebak
Lewat puisi
lewat kata
kuceritakan padamu
sebelum malam mengistirahatkan tubuh kita

Selengkapnya......

SMS Ramadhan 004

  ,/"//;;.¤.
(//" (é " .
(((/ _; ò )" ;
,)))..(é HEY bangun  
  ,/"//;;.¤. Jgn Ngorok trs 
(//" ( ) " . doNk SAHUR
(((/ _; b )" ; sAHUR 
,)))..( ) ! sAHUR..

Selengkapnya......

14 September 2008

10 Resepsi Rahasia Cinta


1. Kekuatan berfikir


Cinta bermula dari fikiran kita. Berfikir tentang pasangan ideal yang ingin kamu kenali akan membantu kamu mengenali dia, ketika kamu akhirnya bertemu dengan orang yang tepat tersebut.


2. Kekuatan untuk menghormati

Kamu tidak mampu mencintai seseorang atau apasaja kalau kamu tidak menghormati mereka. Orang pertama yang patut kamu hormati ialah dirimu sendiri. Untuk mulai menghormati diri sendiri, kita patut bertanya pada diri sendiri “apa yang aku hormati dalam diriku?”. Untuk mendapat perasaan hormat dari orang lain, bahkan dari orang yang kamu tidak suka, kita patut bertanya pada diri sendiri.”apa
yang aku hormati dalam diri mereka?”.



3. Kekuatan untuk memberi

Jika kamu mahu menerima cinta, kamu harus mampu memberikannya terlebih dahulu. Makin banyak cinta kamu beri, makin banyak yang akan kamu terima. Mencintai sama ertinya dengan memberi cinta tulus pada dirimu sendiri. Belajarlah untuk melakukan berbagai macam kebaikan. Formula rahsia untuk meciptakan hubungan yang ceria,penuh cinta,dan abadi adalah dengan selalu berfikir “Apa yang dapat aku beri?”dan bukan Apa yang akan aku dapat?”.

4. Kekuatan persahabatan

Untuk mencari cinta sejati,kamu mesti mencari sahabat sejati
terlebih dahulu. Cinta bukan bererti mata kalian saling
berpandangan, tapi lebih bererti bersama - sama melihat ke satu tujuan. Untuk mencintai seseorang seutuhnya, kamu harus mencintai keperibadiannya, bukan fizikalnya.
Persahabatan adalah tanah dimana benih cinta dapat tumbuh. Jika kamu ingin membawa cinta ke suatu hubungan, kamu harus menciptakan persahabatan terlebih dahulu.

5. Kekuatan dari sentuhan

Sentuhan adalah salah satu ekspresi cinta yang paling kuat,
menghancurkan dinding pemisah dan menyatukan suatu hubungan. Sentuhan membuat kita lebih dapat merasakan getaran cinta yang sebenarnya.Tetapi agama Islam melarang kita bersentuh-sentuhan tatkala bercinta, kekuatan ini difokuskan kepada suami isteri..

6. Kekuatan untuk melepaskan

“Jika kamu mencintai seseorang, bebaskanlah dia. Jika dia kembali kepadamu,maka dia adalah milikmu. Jika tidak, maka dia tidak akan pernah jadi milikmu”. Bahkan dalam hubungan percintaan, seseorang perlukan ruang untuk dirinya sendiri. Jika kita mahu belajar untuk mencintai, pertama kita harus belajar untuk memaafkan dan melupakan masa lalu yang buruk serta kedukaan hati kita. Mencintai bererti melepaskan rasa takut, curiga, dan ego. “Hari ini aku melepaskan semua rasa takutku, masa lalu tidak akan dapat mempengaruhiku- hari ini adalah lembaran baru bagi hidupku”.

7. Kekuatan dalam komunikasi

Ketika kita belajar untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur, hidup lalu berubah. Mencintai seseorang bererti berkomunikasi dengannya. Biarkan orang yang kamu cintai tahu bahawa kamu mencintai dan menghargainya. Jangan pernah takut untuk mengucapkan 3 kata magik : “Aku cinta kamu”. Jangan pernah melewatkan kesempatan untuk
mengucapkan itu kepadanya. Selalu tinggalkan orang yang kamu cintai dengan kata - kata mesra, kerana ia mungkin boleh jadi hari terakhir kamu melihatnya. Contohnya, jika kamu akan mati tapi diberi kesempatan untuk menelefon orang yang kamu cinta, siapa yang akan kamu telefon, apa yang akan kamu katakan…dan sekarang…kenapa kamu
menunggu?

8. Kekuatan dari komitmen

Jika kamu ingin mendapatkan cinta yang berlimpah, kamu harus mampu menciptakan komitmen, dan komitmen tersebut akan tercermin dalam fikiran dan tindakanmu. Komitmen adalah ujian cinta yang sejati. Jika kamu ingin memiliki hubungan yang penuh cinta, kamu harus setia
dengan hubunganmu itu. Ketika kamu terikat komitmen pada seseorang, berhenti mencintainya bukan merupakan pilihan. Komitmenlah yang membezakan antara hubungan yang mudah hancur, dengan hubungan yang kuat.

9. Kekuatan semangat.

Semangat, membakar cinta dan membiarkan cinta tetap hidup. Semangat yang terus berkobar, bukan hanya datang dari daya tarik fizikal, tapi datang dari komitmen yang dalam, kemahuan, dan rasa saling tertarik. Semangat dapat diciptakan kembali dengan cara membayangkan saat indah di masa lalu dengannya. Spontan dan kejutan dapat menciptakan semangat cinta. Pokok dari cinta dan kegembiraan selalu sama yang harus kita lakukan adalah mengisi hari - hari kita dengan penuh semangat..

10. Kekuatan dari rasa percaya

Rasa percaya selalu menjadi komponen penting dalam suatu hubungan.Tanpa rasa percaya, seseorang bisa menjadi curiga, cemas, dan takutdan orang lain akan merasa terperangkap dan secara emosional menjaditertekan. Kamu tidak boleh mencintai seseorang secara utuh sehinggalah kamu mempercayainya secara utuh pula. Bersikaplah seakan - akan hubunganmu dengan orang yang kamu cintai tidak akan berakhir. Salah satu cara untuk mengetahui apakah seseorang itu benar - benar untuk kamu, tanyakanlah pada dirimu sendiri “Apakah aku benar - benar mempercayainya sepenuh hati ?” jika jawapannya adalah “tidak”, maka kamu harus berfikir dengan mendalam sebelum kamu membuat komitmen yang lebih jauh dengannya.

Selengkapnya......