14 September 2008

Hari Telah…(kesaksian buat orang yang aku sayangi)

Hari telah redup berkubang debu bertabur
Semenjak tinggal bayang mengenang sekaran bunga
: pada sosok telah berpulang
Masih tergema mutiara nasihat ; semasa dulu binar bintang bercahaya
Melukis pada gurat kanvas yang terkoyak rindu

Hari telah beranjak mengejar jejak, tersapu luka menghulu jiwa
Namun diam masih menjebak pilu, tertancap duri diam-diam menikam
Hingga luka tetap menganga menyebar perih, ke sekujur tubuh terbujur sendu
Bersama rintih tangis menggenang basah perlahan
: yang tak lekas terhapus sejak kehilangan

Hari telah sering menegur sapa pada langit telah lama muram
Bercerita tentang naskah drama kehidupan ; yang tak jelas beralur suka atau duka
Menawarkan lakon pengganti sang sosok ; yang kini masih diam bersamayam ruhnya
Dalam jiwa bunda dan empat dewi merindukan kehangatanya lagi ; yang telah terkubur tenang
Lirih suara bisu berontak menolak sosok siapapun ingin menempati
Tak rela bila kasih yang masih lekat menyekat, akan terhapus oleh sosok lain selainnya
Walau bersorak caci tingkah saudara mengujat merasa seperti dewa
Walau serasa menusuk jantung makian mereka yang tak mengerti

Hari telah beranjak pulang ke peraduan petang
Dan engkau harus tetap merajut benang hidupmu
Pada selembar kain esok kelak kan kau sulam masa depanmu
: dengan jubah ketegeran nurani, untuk bisa bangkit dari luka
Demi bundamu…
Demi adik-adikmu..
Juga demi ayahmu disana…

Tidak ada komentar: